Sehari setelah peristiwa kebakaran, seluruh pelayanan RSUP NTB lumpuh. Sementara pasien meninggal bertambah menjadi lima orang. Kerugian ditaksir mencapai Rp 50 miliar.
Direktur RSUP NTB dr. H. Mawardi Hamry, MPPM. memastikan total kerugian dalam peristiwa kebakaran tersebut sekitar Rp 50 miliar. Kerugian tersebut meliputi alat-alat kesehatan serta obat-obatan di seluruh poli dan gudang farmasi. Kerugian pun belum termasuk kerusakan gedung.
Selain kerusakan tersebut, ada tambahan biaya yang diperlukan mencapai Rp 20 miliar. Biaya ini untuk penanganan pasien yang dirujuk ke tujuh rumah sakit di Mataram dan sekitarnya.
Sementara RS lapangan yang awalnya disiapkan di Lapangan Bumi Gora NTB (halaman Kantor Gubernur) untuk menampung pasien, tidak digunakan. Hal ini dikarenakan seluruh pasien sudah dirujuk ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Mataram, Lombok Barat dan Lombok Tengah.
Senin (11/7) kemarin, penyebab kebakaran di RSUP NTB masih diselidiki. Dua orang dari Laboratorium Forensik (Labfor) Denpasar melakukan olah TKP. Pantauan Suara NTB (Kelompok Media Bali Post) sejak pukul 08.00 wita kemarin, sejumlah aparat sibuk mengamati puing-puing sisa kebakaran. Di lokasi itulah diperkirakan titik awal munculnya api hingga menghanguskan 18 poli lainnya.
Tim Labfor juga dibantu tim Identifikasi Polda NTB dan tim yang sama dari Polres Mataram, termasuk dari Sat Brimob Polda NTB.
Wakapolda NTB Kombes Pol Drs. Soebagio turun ke TKP memantau langsung situasi didampingi Kapolres Mataram AKBP I Nyoman Sukena, SIK. bersama Wakapolres Asep Marsel, SIK. Hingga menjelang berakhirnya olah TKP pukul 10.00 wita, belum ada keterangan resmi soal penyebab kebakaran.
Sumber Berita: Bali Post.
0 komentar:
Posting Komentar